Periodisasi budaya musik
4

Periodisasi budaya musik

Periodisasi budaya musikPeriodisasi budaya musik merupakan persoalan kompleks yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang tergantung kriteria yang dipilih. Namun faktor terpenting dalam transformasi musik adalah bentuk dan kondisi fungsinya.

Dari sudut pandang ini, periodisasi budaya musik disajikan sebagai berikut:

  • Menikmati suara alam (musik di alam). Pada tahap ini seni belum ada, namun persepsi estetis sudah ada. Suara alam bukanlah musik, namun jika dirasakan oleh manusia maka akan menjadi musik. Pada tahap ini, seseorang menemukan kemampuan untuk menikmati suara-suara tersebut.
  • Musik terapan. Itu menyertai kerja, merupakan bagian integralnya, terutama jika menyangkut kerja kolektif. Musik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
  • Upacara. Musik tidak hanya mengiringi pekerjaan, tetapi juga setiap ritual penting.
  • Isolasi komponen artistik dari kompleks ritual dan keagamaan serta perolehan makna estetika independen.
  • Pemisahan bagian-bagian individu, termasuk musik, dari kompleks artistik.

Tahapan pembentukan musik

Periodisasi budaya musik ini memungkinkan kita membedakan tiga tahap dalam pembentukan musik:

  1. Dimasukkannya musikalitas dalam aktivitas manusia, manifestasi pertama dari musikalitas;
  2. Bentuk awal musik mengiringi permainan, ritual dan aktivitas kerja, serta nyanyian, tarian, dan pertunjukan teater. Musik tidak dapat dipisahkan dari kata-kata dan gerakan.
  3. Terbentuknya musik instrumental sebagai bentuk seni yang mandiri.

Persetujuan musik otonom instrumental

Periodisasi budaya musik tidak berhenti pada terbentuknya musik instrumental yang otonom. Proses ini selesai pada abad 16-17. Hal ini memungkinkan bahasa dan logika musik berkembang lebih jauh. Bach dan karya-karyanya merupakan salah satu tonggak perkembangan seni musik. Di sini, untuk pertama kalinya, logika independen musik dan kemampuannya berinteraksi dengan bentuk seni lain terungkap sepenuhnya. Namun, hingga abad ke-18, bentuk musik ditafsirkan dari perspektif retorika musik, yang sebagian besar bergantung pada standar sastra.

Tahap selanjutnya dalam perkembangan musik adalah periode Wina klasisisme. Ini adalah masa ketika seni simfoni berkembang. Karya-karya Beethoven menunjukkan bagaimana musik menyampaikan kehidupan spiritual manusia yang kompleks.

Pada periode tersebut romantisme Ada berbagai tren dalam musik. Pada saat yang sama, seni musik berkembang sebagai bentuk otonom, dan muncul miniatur instrumental yang menjadi ciri kehidupan emosional abad ke-19. Berkat ini, bentuk-bentuk baru telah dikembangkan yang secara fleksibel dapat mencerminkan pengalaman individu. Pada saat yang sama, gambaran musik menjadi lebih jelas dan spesifik, karena masyarakat borjuis baru menuntut kejelasan dan vitalitas konten, dan bahasa musik yang diperbarui berusaha untuk dimasukkan sebanyak mungkin ke dalam bentuk artistik. Contohnya adalah opera Wagner, karya Schubert dan Schumann.

Pada abad ke-20, musik terus berkembang ke dua arah yang seolah-olah bertolak belakang. Di satu sisi, ini adalah pengembangan sarana musik baru yang spesifik, abstraksi musik dari konten kehidupan. Di sisi lain, perkembangan bentuk seni dengan menggunakan musik, di mana koneksi dan gambaran baru tentang musik dikembangkan, dan bahasanya menjadi lebih spesifik.

Di jalur kerjasama dan kompetisi semua bidang seni musik terdapat penemuan-penemuan lebih lanjut manusia di bidang ini.

Tinggalkan Balasan